Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas area 1.905 juta km2. Dikenal dengan segala keberagamannya, memiliki lebih 5.300 makanan tradisional dan 1.340 suku. Keberagaman ini menjadi nilai tersendiri untuk Indonesia. Budaya yang beragam menyentuh banyak bagian disekitar masyarakat, salah satunya adalah sektor peternakan.
Peternakan merupakan sektor yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Pada umumnya hewan ternak lebih dikenal sebagai pemenuh kebutuhan protein hewani untuk manusia, akan tetapi dibeberapa daerah di Indonesia hewan ternak merupakan bagian dari sosial-adat. Budaya melekat dan menjadi ciri khas sendiri untuk suatu daerah, menjadi bagian yang sulit terpisahkan dengan masyarakat.
Salah satu kebudayaan yang bergandengan dengan sektor peternakan adalah kerbau belang atau masyarakat di kabupaten Tana Toraja lebih mengenalnya sebagai tedong bonga. Tedong bonga memiliki kedudukan sosial tersendiri di Tana Toraja. Kondisi sosial budaya menjadikan tedong bonga mendukung pengembangan ternak kerbau. Khusus di kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara (pemekaran kabupaten Tana Toraja), populasi ternak kerbau cukup besar yaitu sebesar 48.557 ekor atau 40% dari jumlah populasi kerbau di Provinsi Sulawesi Selatan. Tingginya populasi kerbau belang di Tana Toraja ini untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, ritual pemakaman dengan penyembelihan tedong bonga merupakan bentuk penghargaan untuk kerabat yang meninggal. Harga yang cukup tinggi menjadikan tedong bonga cukup popular. Penentuan harga tedong bonga dipengaruhi oleh banyak hal. Salah satunya adalah karakteristik belang yang dimiliki.
Selain itu juga, kuda juga merupakan salah satu ternak yang bergandengan dengan budaya masyarakat di Indonesia. Kuda memiliki nilai sosial-ekonomi untuk beberapa daerah di Indonesia. Seperti pada Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Dimana pada daerah tersebut kuda adalah makanan khas yang merupakan makanan wajib Ketika diadakan sebuah acara. Selain itu juga setiap tahunnya diselenggarakan festival balap kuda. Tidak hanya di Kabupaten Jeneponto, kuda juga menjadi bagian yang tidak terpisah oleh budaya di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Kuda di NTT dianggap sejajar dengan arwah nenek moyang, bahkan kuda di Tanah Marapu ikut pula dalam perhelatan ritual tahunan masyarakat Sumba, yang sudah terkenal ke Mancanegara, yaitu Pasola. Kombinasi antara kuda yang kuat dan bagus serta kepiawaian sang penunggang dalam mengendalikan kudanya serta bermain tombak, dapat mengantarkan sang pemilik sebagai jawara dalam Pasola. Sumba sendiri memiliki satu kuda khas yaitu kuda sandalwood.
Hubungan antara keberagaman Indonesia dan peternakan tidak hanya itu saja, tetapi masih banyak hubungan lain yang menjadi ciri tersendiri setiap daerah, menjadi corak sendiri, menjadi hal yang selalu menarik untuk dikaji dan pastinya memperkuat bahwa keberagaman Indonesia adalah kekuatannya. Peternakan juga pastinya tidak melulu urusan perut tapi juga punya peran dalam budaya yang memberikan kekuatan untuk Indonesia.
Oleh : Ismah Ulfiyah Azis